TAKUTLAH AKAN TUHAN
18/03/2010 by Pdt Ramlan Hutahaean
(Suatu cara untuk menjadikan hidup bahagia)
(Mazmur 128:1-6)
“Hari esok harus lebih baik dari hari ini”. Kata ini tidak asing di telinga kita karena manusia di dunia selalu mengharapkan kehidupan lebih baik dari saat ini. Orang banyak melakukan hal untuk mendapatkan hidup yang baik seperti menggapai ilmu setinggi-tingginya, mencari pekerjaan yang baik dengan pendapatan yang cukup bahkan lebih.
Kehidupan lebih baik bukan sekadar harapan tetapi juga perjungan manusia untuk dirinya dan terlebih untuk orang yang disayanginya. Sebut saja salah satunya dalam sebuah keluarga, seorang ayah akan bekerja untuk memenuhi kebutuhan istri dan anaknya, bukan hanya dirinya yang diperjuangankan tetapi kebutuhan istri terlebih anaknya dan pendidikan anaknya. Setiap orangtua tentunya ingin anaknya menjadi lebih baik dari dirinya (orangtuanya) saat ini. Oleh karena itu maka sang ayah dan ibu akan memeras tenaga dan pikiran/memutar otak hingga ada istilah ”kepala jadi kaki, kaki jadi kepala” yang mengungkapkan bahwa seseorang akan memperjuangkan jiwa dan tubuh untuk kemajuan dan kebaikan orang yang disayanginya.
Setiap manusia akan memperjuangkan apa yang baik untuk dirinya dan orang yang disayangi terutama keluarga. Mulai dari lingkup kecil yang merupakan pondasi awal yaitu keluarga yang terdiri dari seorang suami, istri dan anak, jika tidak dibina dalam harapan hidup lebih baik maka keluarga tidak maju berkembang kearah yang lebih baik. Jadi pondasi yang kuat dibuat dari suami, istri atau orang tua agar anak yang dianugrahi Tuhan dapat merasakan pancaran tanggungjawab dalam kasih untuk mendapatkan hidup yang lebih baik secara bersama-sama atau bersatu. Memang dengan usaha dan pikirian manusia dapat berinteraksi dan mengapai yang diharapkan tetapi akan sulit dan tidak seimbang jika manusia tidak menyertai Tuhan dalam settiap langkah, rencana yang kita gumuli saat ini.
Akan terasa bedanya jika kita mengandalkan kemampuan diri dengan kemampuan yang berasal diberkati oleh Tuhan. Kali ini kita diajak berrefleksi, bahwa hidup yang lebih baik tidak melulu didapat dari dunia, namun dapat dirasakan di dunia ini, yaitu berasal dari Tuhan yang dapat membuat hidup manusia berbahagia. Tentunya ada ketentuan yang berlaku sesuai dengan Firman Tuhan yaitu takut akan Tuhan dan hidup menurut jalan yang ditunjukkanNya (ay.1) dalam kehidupan kita sehari-hari.
Bagaimanakah pemahaman takut akan Tuhan? Takut dalam hal ini bukanlah seperti kita takut melihat sesuatu yang menakutkan yang dapat mengancam jiwa kita, akan tetapi takut yang dimaksud adalah menghormati Tuhan dengan cara mengenal, memahami, lalu berperilaku seperti yang Dia inginkan. Dalam hal ini adalah menjadikan Tuhan sebagai pusat kehidupan dan bukan diri kita yang menjadi pusat kehidupan.
Dengan takut akan Tuhan pasti menghadapi banyak tantangan dan hambatan. Kita terlalu sering menempatkan diri kita menjadi pusat kehidupan kita. Terlalu sering kita melakukan apa yang kita inginkan dan mengacuhkan apa yang Tuhan inginkan dari kita. Melakukan apa saja yang kita inginkan bukanlah suatu jaminan bahwa hidup kita menjadi bahagia dan lebih baik. Dengan takut akan Tuhan berarti ada peraturan yang harus kita turuti dalam hidup ini.
Apakah kebahagiaan kita jika takut akan Tuhan? Adalah jika kita mampu menikmati hasil jerih payah kita. Fenomena yang terjadi pada masa kini adalah kecenderungan manusia yang tidak dapat menikmati apa yang telah diperolehnya. Perilaku manusia pada masa kini adalah selalu merasa kekurangan sehingga sifat kekurangan menjadikan manusia jatuh dalam ketamakan.
Dengan dapat menikmati apa yang ada padanya maka manusia akan mampu mengucap syukur pada Tuhan. Segala sesuatu yang ada padanya dirasakan sebagai karunia Tuhan yang sangat berharga dan untuk itu akan dipelihara dengan sunguh-sungguh. Hal inilah yang menjadikan hidup manusia menjadi bahagia dan lebih baik. Bukan harta yang banyak atau jabatan yang tinggi yang membuat hidup lebih baik akan tetapi takut akan Tuhan dan hidup menurut jalan yang ditunjukkanNya. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar