MOKI, SABANG-Wali Nanggroe Provinsi Aceh Malik Mahmud dan Gubernur Aceh Dr. Zaini
Abdullah melakukan kunjungan kerja ke Kota Sabang Sabtu (30/03) pagi, turut juga
dalam rombongan Adnan Ganto selaku Dewan Pengawas BPKS dan Ketua DPR Aceh.
Gubernur Aceh Dr. Zaini Abdullah pada kunjungan kerja
kali ini didampingi Wali Nanggroe Provinsi Aceh Malik Mahmud dan Adnan Ganto
selaku Dewan Pengawas BPKS serta Ketua DPRA adalah untuk melihat dan meninjau
langsung Proyek yang telah dikerjakan oleh BPKS di tahun 2012.
Walikota Sabang Zulkifli H Adam bersama Wakil Walikota Nazaruddin dan Kepala BPKS Sabang Fauzi Husin yang didampingi Muspida dan
Muspida Plus, serta Ketua DPR Kota Sabang, mengadakan penyambutan dengan pengalungan
bunga di Pelabuhan Feri Balohan, selanjutnya langsung menuju lokasi yang akan
dibangun Pabrik Solar Cell di Ulee Krueng Balohan Kecamatan Sukakarya.
Rombongan Gubernur yang
rencananya hanya 5 jam berada di Sabang, melanjutkan peninjauan lokasi pembangunan
Dermaga CT 3 yang telah selesai di tahun 2012 dan lokasi pelabuhan CT 1 yang
telah siap pakai, sebelum mereka beristirahat untuk makan siang di Tuna Café
Ujung Kareung, setelah itu rombongan menuju Mesjid Raya Kota Sabang Babbusalam
untuk melakukan sholat bersama.
Kunjungan juga dilakukan ke
Rumaha Sakit Angkatan Laut J. Lilypory untuk melihat cara kerja Chamber MultiPlace
Hyperbaric yang telah selesai dibuat tahun 2012, Chamber adalah sebuah alat tabung
untuk pertolongan saat terjadi kecelakaan laut seperti Dekompresi Signes.
Kepada rombongan juga diterangkan bahwa Chamber dapat dijadikan sebagai alat untuk pengobatan
terapi terhadap berbagai penyakit seperti, DM, Stroke, Impotensi, Invertilitas,
Barotrauma, Dekompresi Signes (penyakit peyelaman) dan berbagai macam penyakit
lainya serta perawatan kecantikan.
Selepas dari Rumkital J.Lilypory
rombongan menuju Bandara Umum yang dilanjutkan menuju Kantor Pusat BPKS untuk
melakukan pertemuan membicarakan hasil kunjungan ke lokasi Kawasan Sabang. Pada
pertemuan yang dilaknasakan di Aula BPKS, Walikota Sabang Zulkifli H Adam dalam
laporannya kepada Gubernur Aceh mengatakan, sebelumnya saya ucapkan terimakasih
kepada Wali Nanggroe dan Gubernur Aceh, Ketua DPRA, Dewan Pengawas BPKS dan
rombongan yang telah meluangkan waktunya
untuk berkunjung ke Kota Sabang.
Dikatakan, dengan letak yang
strategis, apabila Pemerintahan Aceh dan Pemerintahan RI mau lebih
memperhatikan kondisi dan letak yang sangat strategis Kota Sabang terutama pada
usaha bidang ke Pelabuhanan, hal tersebut berpeluang karena banyaknya
kapal-kapal yang melintasi daerah perairan pulau Weh setiap harinya mencapai
200 kapal dari berbagai jenis, dan juga sebagai batas wilayah paling ujung RI yang
berhadapan dengan selat malaka maka perniagaan pelayaran sangatlah potensi,
selanjutnya kondisi alam parawisata yang
telah dikenal oleh turis manca Negara perlu penataan yang lebih professional
dan membutuhkan biaya yang besar.
Pelabuhan Teluk Sabang salah satu
pelabuhan alam yang mempunyai kedalaman minimum 29 meter merupakan nilai jual
tinggi bagi kapal-kapal untuk singgah di pelanuhan Sabang, apalagi kini pihak
BPKS telah menyelesaikan tahap pembangunan Dermaga Pelabuhan CT 3, dan kini hanya
tinggal tahap membebaskan tanah disekitar untuk memperluas areal wilayah
pelabuhan penumpukan barang Peti Kemas, ujar Walikota Sabang.
Walikota juga menambahkan, sumber
mata air di Kota Sabang ada 13 titik yang besar, meskipun Sabang hanya pulau
yang kecil tetapi mempunyai beberapa buah danau, diataranya Danau Aneuk La’ot,
Danau Paya Seunara yang kini telah diubah menjadi Waduk, Danau paya kareung dan
beberapa danau kecil, dan ada juga Air terjun. Potensi ini sangatlah langka
untuk sebuah daerah pulau kecil yang terhitung daerah pulau terpencil dan
terluar yang juga batas Nol Republik
ini, tambah Walikota.
Free Port Harus Berjalan ujar Gubernur Aceh.
Gubernur Aceh Dr. Zaini Abdullah
selaku Ketua Dewan Kawasan Sabang (DKS), setelah melaksanakan peninjauan
pembangunan kawasan Sabang oleh BPKS mengatakan, memang alam wisata di Sabang
sangat menakjubkan dan masih alami belum ternoda.
Kepada Walikota sebagai Kepala
Pemerintahan Kota dan Wakillikota Sebagai Wakil Kepala Pemerintahan lebih
serius mengutamakan pembangunan Industri Wisata yang sangat menjanjikan bagi
kemajuan dunia perwisataan di Sabang, BPKS diminta dapat mendukung Program
Wisata Pemerintah Daerah dan tugas itu menjadi tanggung jawab bersama, kata
Gubernur.
Ditegaskannya, Fauzi Husin selaku
Kepala BPKS yang baru hendaknya dapat bergerak memajukan Pelabuhan Bebas dan
Perdagangan Bebas Sabang, jadi jangan hanya jalan ditempat, kan fasilitas
kepelabuhanan telah memadai untuk dilakukannya pekerjaan bongkar muat juga telah
siap menampung kapal-kapal yang akan melaksanakan bongkar muat di lokasi
pelabuhan CT 3.
Perlu diketahui, dana yang telah
dikeluarkan untuk pembangunan pelabuhan CT 3 telah mencapai Triliunan rupiah,
jadi bila kita perkalikan secara berdagang kita sudah bisa bangkrut karena uang
yang dikeluarkan dengan yang masuk tidaklah sesuai. “Saya tegaskan sekali lagi,
kepada kepala BPKS agar dapat dengan segera merencanakan untuk kegiatan
kepelabuhanan sesuai denga status Kota Sabang Pelabuhan Bebas dan Perdagangan
Bebas”, kata Gubernur Aceh.
Asset yang dimiliki BPKS sekarang
ini telah cukup memadai tetapi sampai dengan sekarang asset itu masih tidur
ujar Gubernur pula, jadi BPKS harus dapat melakukan Lobi-lobi kepada Investor
dari luar agar kegiatan pelabuhan dapat berjalan, segala sesuatu mengenai
peraturan yang belum ada agar segera dapat ditindak lanjuti untuk diajukan ke
Pemerintah Pusat.
Pelabuhan Bebas dan Perdagangan
Bebas Sabang harus dapat berjalan sesuai dengan UU N0. 37 tahun dan UUPA sebab,
sudah lebih dari sepuluh tahun Status Sabang sebagai Pelabuhan Bebas dan
Perdagangan Bebas tetapi manfaatnya belum dapat dirasakan padahal, Pelabuhan
Bebas bukanlah hal yang baru untuk Kota Sabang karena semasih Zaman Hindia Belanda
tahun 1901 Sabang pernah maju, Ujar Gubernur.
Kita ini sekarang jauh lebih
mundur dari Zaman Hindia Belanda sebab, Sabang pernah menjadi salah satu
Pelabuhan tersibuk di dunia Pelayaran, kegiatan kepelabuhan masa itu masuk
katagori nomor 3 tersibuk di Dunia setelah Belanda yang juga Pelabuhan Bebas, masa
itu Pelabuhan Singapore saja belumlah seperti sekarang ini begitu juga
Pelabuhan lainnya di Asean, jadi tugas kita khususnya BPKS kembali mengangkat
Kota Pelabuhan Sabang di percaya oleh Investor Asing untuk menanamkan Investasinya
dalam kegiatan bongkar muat Pelabuhan, Kata Gubernur Aceh, Dr. Zaini Abdullah.
Dewan Pengawas BPKS Adnan Ganto
pada arahannya mengatakan, kita tidak boleh melihat kebelakang sebab akan
banyak yang enak dan tidak enaknya. Dulu banyak hal yang terkendala sebab tidak
singkronnya kerjasama antara Piminan BPKS dan Walikota selaku Kepala
Pemerintahan Kota Sabang, tetapi kini kita mengharapkan kerja sama itu dapat
terjalin sebab Walikota juga selaku anggota DKS bersama Bupati Aceh Besar.
Adnan juga mengatakan, selama ini
ada juga Investor yang akan masuk tetapi pada dua tahun terakhir ini mereka
enggan dikarenakan terjadinya ledakan di Aceh Besar oleh Teroris sehingga
mereka takut berinvestasi ke Aceh, namun sekarang ini telah aman apalagi
khususnya Kota Sabang yang sejak dulunya jauh dari konflik apalagi di sini ada
TNI AD, AL dan AU, jadi personil pihak TNI lengkap ditambah lagi ada Polres.
“Pimpinan BPKS harus dapat
menjalin kerjasama ini bersama Walikota, Muspida dan Muspida Plus serta Instansi
terkait seperti Bea Cukai, Karantina dan Syahbandar, tujuannya agar para
Investor mendapat jaminan Keamanan dan kenyamanannya saat berinvestasi baik saat
membangun Pabrik maupun saat melaksanakan bongkar muat barang Peti Kemas
ataupun berupa jenis barang Cargo untuk dilukakan penumpukan barang di Sabang”,
kata Gubernur.
Wali Nanggroe Aceh Malik Mahmud pada
arahannya mengatakan, Kota Sabang merupakan asset Wisata yang paling besar
dimiliki Aceh khususnya Republik Indonesia, tetapi sayangnya belumlah terpakai,
padahal posisinya paling Strategis dipintu Barat masuk selat malaka dan paling
vital bagi Pertahanan Negara, ujar Wali Nanggroe.
Pemandangan alam yang belum
tersentuh dan terpoles merupakan modal wisata bahari yang sangat menjanjikan
bagi kemajuan Sabang selain Pelabuhan Bebas dan Perdagangan Bebas, sementara
Malaysia dan Singapore merupakan pintu masuk wilayah timur telah maju pesat
padahal pelabuhan Kuala Lumpur dan Johor terbilang baru bila kita bandingkan
dengan Sabang ditahun 1901 Free Port awal Zaman Hindia Belanda, dan kita
sebagai satu-satunya daerah pintu masuk wilayah barat selat Malaka sampai
dengan sekarang belum lagi bergerak, ujar Malik Mahmud.
Polemic yang ada selama ini
karena kurangnya koordionasi pihak BPKS dengan Pemerintah dan juga dengan para
pedagang-pedagang, jadi tiga dimensi ini harus kompak, kedepan dibawah
kepemimpinan Gubernur Aceh Zaini Abdullah di Zaman Aceh era baru ini, hubungan itu
sudah semakin membaik dan telah lebih ditingkatkan antara Pemerintah Aceh dan
Pemerintah Kota Sabang juga dengan Angkatan Perang, jadi tidak ada istilah
tidak bisa maju apalagi pelabuhan CT3 yang bertaraf Internasional telah
selesai, tunggu apalagi.
Ditambahkannya, Aceh kini telah aman dan Investasi sudah dapat ditanamkan di Sabang, jadi lobi-lobi sudah harus dilakukan oleh BPKS kepada para pedagang dari luar negeri untuk berinvestasi sebab, bila kita perbandingkan dana yang sudah keluar tidak Balans maka setiap rupiah yang keluar harus kita Provit, oleh karena itu pelabuhan harus dapat berjalan untuk melakukan bisnis yang menghasilkan, seperti Bisnis Maritime Internasional,Turis Internasional harus ditingkatkan kerjasama antar Luar Negeri sebab, segala fasilitasnya telah terdedia, pungkas Wali Nanggroe. (Tiopan. AP)
Ditambahkannya, Aceh kini telah aman dan Investasi sudah dapat ditanamkan di Sabang, jadi lobi-lobi sudah harus dilakukan oleh BPKS kepada para pedagang dari luar negeri untuk berinvestasi sebab, bila kita perbandingkan dana yang sudah keluar tidak Balans maka setiap rupiah yang keluar harus kita Provit, oleh karena itu pelabuhan harus dapat berjalan untuk melakukan bisnis yang menghasilkan, seperti Bisnis Maritime Internasional,Turis Internasional harus ditingkatkan kerjasama antar Luar Negeri sebab, segala fasilitasnya telah terdedia, pungkas Wali Nanggroe. (Tiopan. AP)
Foto :
- Gubernur Aceh, Wali Nanggroe, Dewan Pengawas BPKS dan Ketua DPRA beserta rombongan ketika disambut Walikota Sabang Zulkifli H Adam di Pelabuhan Feri Balohan Kecamatan Sukajaya Sabang.
- Ketika Melakukan Pertemuan Hasil Kunjungan ke Lokasi Kawasan Sabang di Aula Kantor Pusat BPKS Kuta Barat (Sabang Fair) Kota Sabang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar