Senin, 05 November 2012

Mazmur 131 : 1 – 3


BERHARAP KEPADA TUHAN

Daud adalah orang yang rendah hati, dia tidak menggunakan kesempatan yang ada untuk menyombongkan diri atas berkenannya Allah kepadanya. Dia adalah orang yang Allah pilih, kedekatannya dengan Allah menjadikan dia orang yang diberkati, dia bisa mengalahkan Goliat dan bisa mengalahkan berlaksa – laksa orang dalam peperangan, bisa mengejar hal – hal yang tinggi, tetapi dalam nas ini dia menyatakan sebaliknya “Tuhan aku tidak tinggi hati, dan tidak memandang dengan sombong; aku tidak mengejar hal – hal yang terlalu besar atau hal – hal yang terlalu ajaib bagiku (ayat 1).

Bagaimana dengan manusia di jaman sekarang ? Kita seringkali berdebat dengan Allah ketika menemukan kesulitan dalam perjalanan hidup. Hal ini menunjukkan bagaimana kualitas pandangan kita terhadap Allah. Penghormatan itu sangat ditentukan oleh bagaimana kita bersikap. Iman kita dapat diketahui dari cetusan-cetusan hati dan sikap kita. Ketika beriman kepada Tuhan maka akan ada banyak hal yang hendak Tuhan singkapkan. Daud sangat berpotensi untuk sombong maka Tuhan tekukkan lututnya terlebih dahulu sehingga Daud tahu bagaimana merendahkan diri di hadapan Allah. Janganlah kita menjadi orang yang semakin tahu Firman Tuhan justru menjadi orang yang melawan Allah. Problema iman kita adalah ketika merasa dekat dengan Allah justru menjadi merasa berhak mendapatkan perlakuan istimewa dari Allah.


Daud berkata aku telah menenangkan dan mendiamkan jiwaku (ayat 2), hal ini untuk menggambarkan relasinya dengan Allah yang seperti anak yang disapih. Bagi orang Israel, anak disapih pada usia 2 atau 3 tahun. Anak yang disapih pasti mengalami tangisan, gejolak karena harus putus dengan sumber hidupnya. Bagi seorang anak, ibunya adalah sumber ketersediaan segalanya baginya. Pada saat menyusu, seorang anak mendengar irama detakan jantung ibunya yang dapat menenangkan dia. Anak yang menyusu adalah sedang belajar mencintai demi untuk mendapatkan sesuatu. Tetapi begitu disapih, anak harus belajar untuk tetap mencintai, mempercayai dan tetap tidak beranjak dari ibunya. Daud juga mengajak kita untuk berharap kepada Tuhan dari sekarang sampai selama-lamanya (ayat 3). Dia menganggap Allah sebagai Allah anugerah karena masih diberi kesempatan untuk tetap berharap kepada~Nya. Amin (KAP) 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar