Selasa, 28 September 2010

RENUNGAN 0001


Dalam dunia penuh masalah tepat kita hidup sekarang, kadang tampak sulit bagi kita untuk mengucap syukur. Radio dan televisi kadang memuat lebih banyak berita buruk. Kejahatan, terorisme, tragedi dan bencana. Setiap hari kita bersaing dengan keadaan jaman modern yang bergerak cepat sehingga daftar masalah makin lama makin panjang.

Tetapi justru karena masalah tersebutlah maka kita butuh untuk mengucap syukur. Ketika kegelapan kian menyelimuti, kita jangan sampai menyepelekan kegitan spiritual yang satu ini. Kita butuh untuk memperbaharui komitmen kita untuk mengucap syukur.

Dalam kenyataan, mengucap syukur adalah satu tindakan yang berbau terapi yang ampuh untuk menyembuhkan hati yang sedih dan luka.

Dilain pihak, kurang mengucap syukur dapat membuat seseorang menjadi depresi, karena pikiran terfokus pada hal-hal yang negatif. Rasul Paulus juga mengingatkan kita untuk jangan sampai berfokus pada pikiran negatif, tetapi harus pada hal-hal yang benar, yang mulia, yang adil, yang suci, yang manis, yang sedap didengar, yang disebut kebajikan dan yang patut dipuji (Filipi 4:8). Ketika kita mempraktekkan ucapan terima kasih pada berkat- berkat Tuhan yang melimpah, kita dengan sendirinya terfokus pada hal-hal yang baik tersebut. Dan dengan demikian, Tuhan sendirilah yang akan membawa kekuatan dan kesembuhan yang kita perlukan dalam kehidupan kita.


Yang paling penting dalam ucapan syukur ialah kita harus selalu mengucap syukur. Kita harus belajar mengucap syukur setiap hari, bukan hanya pada saat kita sedang berada di gereja atau pada hari-hari tertentu saja. Mengapa? Karena selalu ada hal dalam kehidupan kita yang dapat disyukuri.


Kita memiliki berkat rohani didalam Yesus Kristus. Contohnya, kematian Yesus diatas kayu Salib telah membuat kita merdeka dari dosa (Matius 26:28). Meskipun dalam keadaan sebagai manusia yang tidak sempurna, Tuhan memberikan kita hak untuk berdiri dihadapanNya (2 Korintus 5:21). Karena kebaikan dan kasih karuniaNya, kita juga telah diangkat menjadi anak-anak Allah (Roma 8:15). Allah Bapa pencipta langit dan bumi telah mencintai kita dengan kasih tanpa syarat (Roma 5:8). Ini adalah hal-hal dasar yang harus disyukuri setiap saat.


Pada perjanjian lama, orang-orang yang merasakan kasih setia Tuhan selalu bernyanyi “Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setiaNya”. (1Tawarikh 16:34).


Ada pula berkat-berkat Allah yang duniawi dalam kehidupan kita. Ada hujan, ada sinar matahari, ada alam raya dengan segala isinya yang dapat kita nikmati, kemudian makanan dan juga tempat tinggal. Hal-hal ini kadang kita nikmati seenaknya. Padahal semua itu, baik kecil maupun besar, berasal dari kebaikan dan keajaiban Tuhan yang seharusnya membuat hati kita penuh dengan ucapan syukur.


Dunia yang kita hidupi bisa mendesak kita kedalam masalah yang berefek global maupun individual. Tetapi seburuk apapun keadaannya, kita harus belajar untuk mengucap syukur senantiasa. Keadaan buruk kadang membuat orang sulit mengucap syukur. Dalam keadaan seperti itu, alihkan pikiran kita pada berkat Allah yang begitu besarnya, baik rohani maupun duniawi. Niscaya hati kita akan penuh dengan ucapan syukur. Rasul Paulus mengingatkan dalam 1 Tesalonika 5 :16-18, “Mengucap syukurlah dalam segala hal!”. Dalam keadaan yang paling terpuruk sekalipun, kita harus tetap mengingat bahwa kerinduan Tuhan ialah membawa kebaikan kedalam situasi yang sedang kita alami itu (Roma 8:28). Artinya, jika Tuhan secara aktif bekerja dalam kehidupan kita, maka kebaikan akan memancar dalam keadaan yang paling gelap sekalipun. Kadang situasi sulit dipakai Tuhan untuk memberikan kekuatan pada kita dan membentuk kita agar sempurna sepert Yesus. Dalam hal ini, kita harus bekerja sama dengan Tuhan agar proses pembentukan itu berjalan efektif (Roma 8:29).

Sudahkan anda besyukur hari ini?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar