Rabu, 23 Juli 2014

Berita Dunia: Jokowi, Presiden Terpilih Pertama yang Tak Terkait Soeharto

Jokowi Presiden RI ke-7 Terpilih 2014-2019
Jokowi Presiden RI ke-7 Terpilih 2014-2019
(sumber: Beritasatu.com/Danung Arifin)

Jakarta – Kemenangan Joko Widodo (Jokowi) dalam pemilihan presiden 2014, yang diwarnai penolakan lawannya Prabowo Subianto untuk mengakui hasil itu, tak pelak menjadi pemberitaan berbagai media besar di dunia.
Kantor berita The Associated Press mencatat bahwa sejak pemilihan presiden secara langsung dilakukan di Indonesia pada 2004, “Jokowi adalah kandidat pertama yang tidak memiliki kaitan dengan mantan diktator Soeharto, yang berkuasa selama 30 tahun (lebih) sebelum digulingkan pada 1998.”
Meskipun Jokowi kurang pengalaman di politik nasional, “dia telah membangun reputasi sebagai pemimpin yang efisien dan menghendaki reformasi secara demokratis, dan terpilih untuk memimpin ibukota pada 2012. Secara umum dia dianggap bersih dari noda elite militer dan bisnis yang mengendalikan Indonesia selama puluhan tahun,” tulis AP.

Kantor berita asal Amerika Serikat itu juga menyoroti sikap Prabowo yang menolak mengakui hasil tersebut dan sejak dilakukannya hitung cepat oleh lembaga survei terus mengklaim kalau dirinya-lah yang menang.
Penolakan Prabowo yang didukung mayoritas partai-partai besar ini “mencerminkan sikap nyata kelompok elite yang tidak siap kalah,” kata AP mengutip pendapat pakar politik Maswadi Rauf dari Universitas Indonesia.
Maswadi menambahkan dia tidak melihat adanya kecurangan-kecurangan yang signifikan selama pilpres seperti yang dituduhkan Prabowo.
“Kami masih dalam masa transisi menuju demokrasi, yang sebetulnya bukan budaya kami. Apa yang terjadi sekarang menunjukkan kami masih belum dewasa dan masih harus belajar,” kata Maswadi.

Jokowi= Wajah Baru

Sementara itu Reuters menyebut Jokowi “the new face of Indonesian politics.”
“Ketika pemilik bisnis mebel Joko 'Jokowi' Widodo banting setir ke politik sembilan tahun lalu, dia betul-betul tak dikenal,” mulai Reuters.
Namun citranya sebagai pemimpin yang bersih di kota kecil Solo dan kiprahnya selama 1,5 tahun sebagai gubernur Jakarta mampu mendorongnya ke kursi presiden.
“Dia bakal menjadi pemimpin Indonesia pertama yang tidak berasal dari elite politik atau militer,” kata media itu.

Bagi banyak orang Indonesia, Jokowi, 53 tahun, mewakili era yang memutus mata rantai dari kelompok elite lama yang berkuasa sejak runtuhnya kekuasaan Soeharto.
"Jokowi adalah figur pertama yang murni lepas dari Soeharto, sementara yang lain tumbuh dari era itu, termasuk Prabowo," kata pengamat politik Paul Rowland seperti dikutip Reuters.
"Dia jenis politisi dari generasi yang berbeda dan sekarang muncul bursa untuk politisi macam dia, yang rendah hati namun bisa membereskan pekerjaan.”

Foto: Joanito De Saojoao (Suara Pembaruan)
Reuters juga memuat kembali wawancara sebelumnya dengan Jokowi, di mana dia menegaskan tidak akan dibayang-bayangi oleh Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri seperti yang dikhawatirkan banyak pihak selama ini.

Dalam wawancara tersebut, Jokowi mengatakan 80% anggota kabinetnya akan dipilih berdasarkan kompetensi atau merit system, bukan hasil tawar-menawar dengan parpol lain.
"Sudah saya katakan bahwa saya sangat menghormati Megawati. Tapi saya katakan juga bahwa saya akan sangat independen. Jika ada yang menyebut saya boneka, itu salah besar,” kata Jokowi dalam wawancara pertengahan Juli.

Blusukan Jokowi Disinggung BBC

Kantor berita Inggris BBC menulis kemenangan Jokowi mempunyai arti besar bagi rakyat Indonesia, namun pemerintahannya tidak akan mudah.
“Dia membuat kami bisa bilang ke anak-anak kami: lihatlah Jokowi, dia dulu menjual mebel dan besar dari wilayah pinggiran yang kumuh. Sekarang dia jadi presiden. Sekarang, semua orang bisa jadi presiden,” kata BBC mengutip seorang warga bernama Dharsono Hartono.

“Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menguasai koalisi mayoritas 70% di parlemen dan itu sama sekali tidak membantunya,” tulis BBC, terkait koalisi pendukung Jokowi yang saat ini kalah jauh dibandingkan gabungan kekuatan parpol di belakang Prabowo.
Popularitas Jokowi didorong oleh gayanya di pemerintahan yang suka melakukan inspeksi mendadak di kantor-kantor dinas dan “blusukan,” yang oleh BBC diterjemahkan sebagai unannounced visits to slum areas.

Penulis: Heru Andriyanto/HA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar